Apakah Gagal itu
menurut Bapak Ramson Frem Simarmata?
Kali
ini special guest kita adalah Kel Bapak R Simarmata, Inang H Br Lumbantoruan.
Beliau memiliki dua orang anak yang terdiri dari: anak pertama Rachel Jessica
Varnhagen Simarmata dan anak kedua Tonny Kevin Simarmata.
Wawancara ini
dilakukan pada tanggal 29 Juni 2015, saat beliau pulang habis pulang berlayar. Berikut beberapa petikan yang sempat
dituliskan redaksi GKPS Surabaya sesuai topic di atas” Kalau gagal ya so pasti
Lae…namun ketika gagal aku tidaklah langsung menyerah begitu saja pada keadaan
karena kalau dah menyerah harapan sudah tidak ada lagi bagiku… Aku kemudian
bangkit dan mempelajari atau mempreview ulang apa dan dimana hal yang membuat
aku gagal, sehingga bisa merealisasikannya kembali supaya tidak terulang lagi
kegagalan yang sama. Tekatkan niat dan hati bahwa kegagalan hari kemarin adalah
kunci keberhasilan di hari yang akan datang.
Kalau tentang nasib atau takdir aku tidak percaya …Lae. Saya hanya yakin
bahwa hidup ini bukanlah kebetulan melainkan kita diciptakan segambar dan
serupa dengan Allah yang mana kita sudah disiapkan segalanya tinggal bagaimana cara
kita untuk mendapat yang sudah disiapkan itu. Kalau kita dapat hidup senang
sekarang yang pasti bukanlah suatu kebetulan melainkan karena usaha kita,
kalaupun kita mendapat hidup yang kurang menyenangkan itu juga bukan karena
kebetulan tapi, ya…karena kita juga, setidaknya kita instrospeksi dirilah
kenapa kita seperti itu. Kalau istilah tidak “hoki” menurut saya adalah orang
yang belum diberikan kesempatan yang berarti nantinya akan diberikan juga
kesempatan buat dia tergantung bagaimana usahanya dan doanya, sebaliknya orang
yang selalu beruntung orang yang sudah diberikan kesempatan dan bisa mensyukuri
kesempatan tersebut. Kalau Fengshui bagi suku kita tionghoa merupakan cerminan
atau jembatan buat mereka aja itu Lae, untuk melakukan sesuatu agar tidak gagal
artinya kalau dia dah tahu fengshui maka dia akan selalu berusaha melakukan
yang terbaik dengan cara menjauhkan yang tidak baik sehingga bisa jadi fengshui
berarti bagi mereka yang meyakininya. Kalau cita-cita yang belum kesampaian
sampai sekarang adalah memberikan yang terbaik bagi keluarga dan mengalahkan
hati di saat kesusahan” Diakhir wawancara beliau menyampaikan tiga umpasa sekaligus
memutup wawancara. Beliau menyampaikan begini ” Hodong-hodong na helpak gendo
ulang di pandur dur hon, anggo adong hataku nalepak gendo ulang i paruhurkon”. “
Aek ni liang nakka sodap baen inumon, sai hujape hita mangalakka sai dapotan
passarian”. ”Boras sapanjujungan i bagas pinggan pasu, horas ma hita
ganupan sai Tuhan ta ma namamasu masu”. Demikianlah hasil wawancara ini, semoga
boleh kita gunakan untuk tetap semangat menjadi segambar dan serupa dengan
Allah dan Nama Tuhan dimuliakan di tempat tinggi.(GKPS Surabaya/HIS).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar