GKPS SURABAYA | OFFICIAL WEBSITES

Ibadah/Kebaktian Umum :09.00 WIB-Selesai, Ibadah Anak Sekolah Minggu (ASM):09.00 WIB-Selesai

Cari Info via blog/google search

KLIK TATA IBADAH MINGGU 29 MARET 2015 DI FOLDER TATA IBADAH

BULETIN KEGIATAN GKPS SURABAYA

Visi GKPS Menuju Tahun 2030:"Gereja Siboan Pasu-pasu Janah Sari (To be a Blessing and Caring Church)(Kejadian 12:12;Lukas 10:37), Thema :'HITA DO SAKSINI KRISTUS (Lahoan ni Apostel 1:8)' , Sub Thema, 'Patuduhkon On Hita Ma Hasadaon I Tongah-Tongah Dunia On, Ase Lambin Tarambilan Goran Ni Kristus (John 17:21, Korin 12:1-12)', Ayat Tahunan 2015, 'Sai I Hasomani Jahowa Naibatamu Do Ham, Seng Hurangan Ham Age Bani Aha (5 Musa 2:7c)'.

Translate

Jumat, 14 Agustus 2015

PROFIL MINGGU INI



HORMATILAH ORANG TUAMU? 
SIMAK PEMAPARAN BAPA SY J BACHTIAR SIHALOHO
Sebagian dari kita pastilah sudah tahu itu adalah bunyi perintah kelima pada perjanjian lama (PL). Kalau dikaji bersama itu artinya, Tuhan menginginkan kita supaya menghormati orang tua kita. Mungkin pada zaman tersebut banyak orang yang tidak menghormati orangtua-nya. Mungkin saja antara anak dan orang tua tidak pernah akur waktu itu mungkin saja bahkan sampai dendam. Kalai kita bandingkan dengan sekarang tidaklah demikian karena kita semua memang patuh pada perintahNya. Tuhan mengingkan kita lebih baik, bahkan di perjanjian baru Tuhan juga menekankan melalui Efesus 6:1-4.  Menyimak dari kajian tersebut sudah saatnya yang tidak akur berdamai, karena Tuhan pasti tidak memaafkan kalau tidak memaafkan. Special guest kita kali ini adalah Bapak Sy J Bachtiar Sihaloho dengan anak Picessia Melany Artha Sihaloho dengan Istri Meyrita br Purba.
Mugkin sebagian kita akan bertanya-tanya mengapa topik ini ditawarkan ke beliau, untuk menjawabnya simak wawacara dengan beliau dengan point-point yang dituliskan redaksi sebagi berikut,” Orang tua,  setiap orang pasti sayang dengan orang yg melahirkan dan membesarkan kita. Setiap insan boleh mengintepretasikannya, tapi hampir pasti, tidak jauh perbedaannya untuk mengartikannya. Orangtua adalah Tuhan yang hidup...!! Kata sebagian besar orang, saya pikir itu pendapat yg tidak berlebihan, saya sependapat dengan itu. Karena kita masih berada di kehidupan untuk hidup yg "akan bersama dengan Tuhan", yg artinya, dikehidupan yg riil ini, ternyata orang tua masih jauh lebih "realitas" dan "kekiniannya".  Hal itu bisa dilihat dari expressi setiap orang dalam mengartikannya, lihat saja lagu hit simalungun yg diciptakan dan dinyanyikan Damma Silalahi, "bapa nabujur", "inang nabujur" , kemudian lagu tapanuli yg paling populer "uju di ngolukki ma nian"   itu semua sebuah jawaban, bagaimana setiap orang mengartikan "hormat" akan orangtua, tanpa terkecuali saya.  Secara kebetulan saya dilahirkan dari orang tua yg strata ekokominya berada dibawah garis kemiskinan, karena hormat saya akan orang tua saya dgn keberadaannya, seingat saya "semenjak saya bisa memakai celana panjang" saya hanya pernah sekali dibelikan celana panjang saat "malua/angkat sidi" celana panjang warna putih dan baju putih, selebihnya saya yg lebih aggressif untuk memanfaatkan situasi untuk membantu orangtua saya, dengan bekerja sambil sekolah, hingga sempat menduduki perguruan tinggi di Surabaya, walau tdk sempat menyelesaikannya. Bahkan ketika baru menikah, satu adik saya sudah ikut dengan kami ketika kuliah di stiesia medan, kemudian pindah ke Surabaya, dua adik kandung dan dua sepupu ikut beserta keluarga saya di Surabaya. Semua itu bentuk perwujutan "hormat" kepada orang tua saya, karena saya berpikir kalau mereka di pematang siantar terus, mereka akan menjadi korban dari nasib. Dan mereka harus berangkat dan keluar dari "markas" untuk bertarung merubah nasib. Puji Tuhan, Bapa saya ketika masih hidupnya, pernah berkata kepada saya "anakni bapa ma ho ambia". Tapi saya tidak pernah berbangga. Hati, Beliau dan inangku nabujur adalah maha guru dan Tuhan yang hidup, sampai kapanpun itu tidak pernah berubah. 

Hormat dan hormatilah orang tuamu,  sebagaimana perintah Tuhan dengan dasa titah yg ke lima. Apa hal yg terburuk yg pernah kulakukan terhadap orang tua saya??? Inang saya pernah menangis, ketika uang sekolah saya ketika SMEA kelas 2 saya habiskan untuk bermain2 bersama teman, itu penyesalanku yg paling dalam hidupku. Dan satu lagi yg paling kuingat, saya tidak memasak nasi dan lauk pauk, ketika orang tua saya pulang dari ladang/juma/hauma, alhasil mereka kelaparan... Padahal udah capek kerja mangombak di ladang, dua hal itu adalah. hal yang paling konyol. He he he So...._tikki bai goluhni orang tua, baen hita ma namadear hubani orang tua ta bei, ulang songon uppasa ni simalungun "tading i lobei" yang artinya ketika suatu saat kita ingin menghormati orang tua, tapi sudah tiada...... Apa daya, mau di review ke belakang "so. Nyanda guna". Tuhan yg menguatkan kita semua.  Demikianlah hasil wawancara kita, apapun itu semua “hormatilah orang tuamu” karena otomotis itu perintah Tuhan dan so pasti itu menyenangkan dan memuliakan Tuhan kita (Redaksi GKPS Surabaya/ Sy JB Sihaloho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar