HORMATILAH ORANG TUAMU?
SIMAK PEMAPARAN BAPA SY J BACHTIAR SIHALOHO
SIMAK PEMAPARAN BAPA SY J BACHTIAR SIHALOHO
Sebagian dari kita pastilah sudah tahu itu adalah bunyi perintah
kelima pada perjanjian lama (PL). Kalau dikaji bersama itu artinya, Tuhan
menginginkan kita supaya menghormati orang tua kita. Mungkin pada zaman
tersebut banyak orang yang tidak menghormati orangtua-nya. Mungkin saja antara
anak dan orang tua tidak pernah akur waktu itu mungkin saja bahkan sampai
dendam. Kalai kita bandingkan dengan sekarang tidaklah demikian karena kita
semua memang patuh pada perintahNya. Tuhan mengingkan kita lebih baik, bahkan
di perjanjian baru Tuhan juga menekankan melalui Efesus 6:1-4. Menyimak dari kajian tersebut sudah saatnya
yang tidak akur berdamai, karena Tuhan
pasti tidak memaafkan kalau tidak memaafkan. Special guest kita kali ini adalah
Bapak Sy J Bachtiar Sihaloho dengan anak Picessia Melany Artha Sihaloho dengan
Istri Meyrita br Purba.
Mugkin sebagian kita akan bertanya-tanya mengapa topik ini
ditawarkan ke beliau, untuk menjawabnya simak wawacara dengan beliau dengan
point-point yang dituliskan redaksi sebagi berikut,” Orang tua, setiap orang pasti sayang dengan orang yg
melahirkan dan membesarkan kita. Setiap insan boleh mengintepretasikannya, tapi
hampir pasti, tidak jauh perbedaannya untuk mengartikannya. Orangtua adalah
Tuhan yang hidup...!! Kata sebagian besar orang, saya pikir itu pendapat yg
tidak berlebihan, saya sependapat dengan itu. Karena kita masih berada di
kehidupan untuk hidup yg "akan bersama dengan Tuhan", yg artinya,
dikehidupan yg riil ini, ternyata orang tua masih jauh lebih "realitas"
dan "kekiniannya". Hal itu
bisa dilihat dari expressi setiap orang dalam mengartikannya, lihat saja lagu
hit simalungun yg diciptakan dan dinyanyikan Damma Silalahi, "bapa
nabujur", "inang nabujur" , kemudian lagu tapanuli yg paling
populer "uju di ngolukki ma nian"
itu semua sebuah jawaban,
bagaimana setiap orang mengartikan "hormat" akan orangtua, tanpa
terkecuali saya. Secara kebetulan saya
dilahirkan dari orang tua yg strata ekokominya berada dibawah garis kemiskinan,
karena hormat saya akan orang tua saya dgn keberadaannya, seingat saya
"semenjak saya bisa memakai celana panjang" saya hanya pernah sekali
dibelikan celana panjang saat "malua/angkat sidi" celana panjang
warna putih dan baju putih, selebihnya saya yg lebih aggressif untuk memanfaatkan
situasi untuk membantu orangtua saya, dengan bekerja sambil sekolah, hingga
sempat menduduki perguruan tinggi di Surabaya, walau tdk sempat menyelesaikannya.
Bahkan ketika baru menikah, satu adik saya sudah ikut dengan kami ketika kuliah
di stiesia medan, kemudian pindah ke Surabaya, dua adik kandung dan dua sepupu
ikut beserta keluarga saya di Surabaya. Semua itu bentuk perwujutan
"hormat" kepada orang tua saya, karena saya berpikir kalau mereka di
pematang siantar terus, mereka akan menjadi korban dari nasib. Dan mereka harus
berangkat dan keluar dari "markas" untuk bertarung merubah nasib.
Puji Tuhan, Bapa saya ketika masih hidupnya, pernah berkata kepada saya
"anakni bapa ma ho ambia". Tapi saya tidak pernah berbangga. Hati,
Beliau dan inangku nabujur adalah maha guru dan Tuhan yang hidup, sampai
kapanpun itu tidak pernah berubah.
Hormat dan hormatilah orang tuamu, sebagaimana perintah Tuhan dengan dasa titah
yg ke lima. Apa hal yg terburuk yg pernah kulakukan terhadap orang tua saya???
Inang saya pernah menangis, ketika uang sekolah saya ketika SMEA kelas 2 saya
habiskan untuk bermain2 bersama teman, itu penyesalanku yg paling dalam
hidupku. Dan satu lagi yg paling kuingat, saya tidak memasak nasi dan lauk
pauk, ketika orang tua saya pulang dari ladang/juma/hauma, alhasil mereka
kelaparan... Padahal udah capek kerja mangombak di ladang, dua hal itu adalah.
hal yang paling konyol. He he he So...._tikki bai goluhni orang tua, baen hita
ma namadear hubani orang tua ta bei, ulang songon uppasa ni simalungun
"tading i lobei" yang artinya ketika suatu saat kita ingin
menghormati orang tua, tapi sudah tiada...... Apa daya, mau di review ke
belakang "so. Nyanda guna". Tuhan yg menguatkan kita semua. Demikianlah hasil wawancara kita, apapun itu
semua “hormatilah orang tuamu” karena otomotis itu perintah Tuhan dan so pasti
itu menyenangkan dan memuliakan Tuhan kita (Redaksi GKPS Surabaya/ Sy JB
Sihaloho)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar