GKPS SURABAYA | OFFICIAL WEBSITES

Ibadah/Kebaktian Umum :09.00 WIB-Selesai, Ibadah Anak Sekolah Minggu (ASM):09.00 WIB-Selesai

Cari Info via blog/google search

KLIK TATA IBADAH MINGGU 29 MARET 2015 DI FOLDER TATA IBADAH

BULETIN KEGIATAN GKPS SURABAYA

Visi GKPS Menuju Tahun 2030:"Gereja Siboan Pasu-pasu Janah Sari (To be a Blessing and Caring Church)(Kejadian 12:12;Lukas 10:37), Thema :'HITA DO SAKSINI KRISTUS (Lahoan ni Apostel 1:8)' , Sub Thema, 'Patuduhkon On Hita Ma Hasadaon I Tongah-Tongah Dunia On, Ase Lambin Tarambilan Goran Ni Kristus (John 17:21, Korin 12:1-12)', Ayat Tahunan 2015, 'Sai I Hasomani Jahowa Naibatamu Do Ham, Seng Hurangan Ham Age Bani Aha (5 Musa 2:7c)'.

Translate

Kamis, 27 Agustus 2015

PROFIL MINGGU INI



Merdeka dari “Penjajahan Daging”
 Oleh : Hendraven Manihuruk.

                Kali ini saya akan membahas tentang merdeka dari “penjajahan daging”, bukan berarti karena harga daging yang semakin melambung tinggi dipasaran, namun merdeka dari “penjajahan daging” merupakan sebuah renungan yang tepat ditengah suasana hiruk pikuk perayaan kemerdekaan RI yang ke 70. Berikut pencerahan dari beliau:
 
      17 Agustus 1945, 70 tahun yang lalu Sukarno-Hatta membacakan naskah proklamasi kemerdekaan RI. Pembacaan naskah tersebut hendak menyampaikan kepada dunia, bahwa Indonesia telah menjadi sebuah Negara yang merdeka, berdaulat dan bebas dari penjajah. Cita cita proklamasi 17 Agustus 1945 ialah mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Namun apakah setelah 17 agustus 1945 kita benar benar menjadi sebuah Negara yang merdeka? Apakah cita cita proklamasi sudah terwujud? Sukarno pernah berkata bahwa kemerdekaan itu ialah jembatan emas. Di seberang jembatan emas itu terpecah menjadi dua jalan, satu ke dunia sama ratap sama tangis, dan satu lagi menuju dunia sama rata sama rasa. Kini, 70 tahun berlalu penjajahan secara fisik memang sudah hampir tidak ada. Namun penjajahan dalam bentuk ekonomi, politik, sosial dan budaya justru semakin kuat. Kerusakan moral, korupsi yang merajalela, penguasaan kekayaan alam Indonesia oleh segelintir orang asing, dan semakin terkikisnya budaya asli kita, menunjukkan bahwa penjajahan itu masih ada, namun dalam bentuk yang lain. Artinya meskipun 17 Agustus 1945 kita telah memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka, namun penjajah masih akan tetap berusaha menguasai kita, meskipun dalam bentuk yang lain dan nyaris tidak kita sadari.
Demikian pula dengan kehidupan rohani kita. 2000 tahun lalu, Yesus telah menebus dosa kita, dan “memproklamasikan” kemerdekaan kita dari penjajah yang bernama dosa (Galatia 5:1). Kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus merupakan suatu rangkaian “proklamasi” kemerdekaan dari dosa. Namun setelah proklamasi kemerdekaan dari dosa tersebut, apakah iblis hanya diam saja? Tentu tidak. Iblis tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan mencari celah lagi, untuk kembali menjajah kita dengan kehidupan daging. Apa itu kehidupan daging, menurut Galatia 5:19-21, perbuatan daging ialah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan dan pesta pora. Dan tentu saja, kedagingan ini bertentangan dengan hidup menurut roh.
Bagaimana cara kita melawan usaha iblis untuk kembali menjajah kita? Didalam efesus 6 :10-20, dijelaskan panjang lebar tentang perlengkapan senjata rohani kita untuk melawan tipu daya iblis. Apa saja itu? ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kaki berkasutkan kerelaan untuk memberitakan injil damai sejahtera, perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang roh yaitu firman Allah (efesus 6:14-18).  Itulah senjata rohani kita untuk mempertahankan kemerdekaan rohani kita dari “penjajahan daging”.
Tentu kita tidak ingin menyia nyiakan pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib. Jangan sampai penjajah itu datang dan merebut kembali kemerdekaan kita. Jangan biarkan iblis berkuasa didalam diri kita, dan kita hidup didalam kedagingan. Kenakanlah senjata rohani, hidup menurut roh dan mari kita pertahankan kemerdekaan kita dari “penjajahan daging”..!!
Merdeka…!!!!   (Redaksi GKPS Surabaya/Hendraven S)
  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar